Kemarin malam, pertemuan dengan salah satu klien, dan rekan kerja di bilangan restauran di Kemang, membuka kembali mimpi lama yang terpendam belum sempat disentuh lagi.
Klien menceritakan mimpinya untuk memperbaiki sarana pendidikan untuk anak via program yang mendidik, dimana bila kita jeli melihat perkembangan TV di negara ini, sungguh bisa dikatakan menyedihkan.
TV tidak lagi menjadi media yang peduli akan kualitas dari tayangan yang disampaikan kepada pemirsanya. TV kita telah berubah menjadi sarana komoditas bisnis hiburan yang menghasilkan banyak rupiah. Ruang menjadi lebih sempit bagi program berkualitas yang digarap oleh komunitas independen. Nilai selalu terukur dalam bentuk angka, tidak lagi seirama dengan kualitasnya.
Kembali pada cita-cita klien saya untuk membuat program edukasi yang bernilai untuk perkembangan anak di era golden ages mereka yakni usia nol hingga TK, sangatlah tidak gampang.
Usaha keras, kesana kemari mencari dukungan baik moril serta pendukung dana, terus dilakukannya. Mengingat program yang akan dibuat sangat bagus dan memiliki nilai luhur seorang Indonesia untuk membuat perubahan pada generasi penerus bangsa ini.
Sayapun diingatkan kembali pada cita-cita, yang kebetulan serupa, yang sama-sama (tanpa sengaja) saat tahun 2010. Sama -sama berkecimpung di dunia anak. Yakni membuat buku cerita anak.
Bekerja penuh waktu, dan ditumpuki oleh beragam deadline, waktupun menjadi begitu sangat berharga. Waktu berharga sudah tidak lagi digunakan menerukan cita-cita menerbitkan buku anak tadi, melainkan sudah diberikan untuk memerhatikan tumbuh kembang anak-anak di rumah yang masih sangat kecil-kecil.
Tetapi, kegigihan yang dicerminkan oleh klien saya tadi, justru membuat saya berkaca, bahwa tidak ada yang terlambat jika kita berjuang keras mewujudkannya.
Waktu yang tidak cukup akan mencari jalannya sendiri untuk bisa sampai pada saat yang tepat, tidak terlepas dari peran serta Sang Yang Widhi diatas sana.
Terpenting dari cerita ini, adalah bagaimana kita terus menumbuhkan mimpi-mimpi yang memiliki kualitas nilai yang bukan saja untuk diri sendiri, tetapi untuk bangsa ini, untuk sesama, dan untuk dapat menginspirasi orang lain, dan seterusnya.
Lalu, jangan pernah menyerah akan kendala yang ditemui, karena kendala itu merupakan bridge untuk kita makin dekat ke tujuan kita tadi.
Terakhir yang paling penting, seberapa lama pun umur mimpi Anda, jangan menyerah dan dikubur begitu saja. Terus buka lagi dan tetaplah di jalan yang sama agar tercapai, karena tidak ada kata terlambat.
Sayapun akhirnya membuka lagi draft tulisan untuk buku anak yang sudah pernah saya buat dan telah sampai ke tangan editor Elexmedia sejak 2010 tersebut.
Tinggal keinginan kuat yang akan menghantarkan saya pada penyelesaikan buku tersebut, termasuk berhasilnya program edukasi anak yang diimpikan klien saya tadi.
So, beranilah untuk punya mimpi dan meraihnya, tidak peduli berapapun usia Anda! Sekaranglah saatnya…
Salam Sukses!
am
Recent Comments